Sabtu malem aku nginep di rumah sohibq Lany gara" ujan yg ga berenti"
Awalnya c qta mo jalan" ehh batal dahh
Finally,aq buka lappy si Lany n nemu pelm yang iwooww bgd judulnya A little thing called Love
Sumpah bikin aq mengharu biruu.:p
Kayak yang aq punya masalah aja. . .hahaha
Aq dapet review filmnya di
http://amiratthemovies.wordpress.com/2011/03/12/review-crazy-little-thing-called-love-2010/
Dalam Crazy Little Thing Called Love, seorang gadis berusia
14 tahun, Nam (Pimchanok Luevisetpaibool), untuk pertama kalinya merasakan
adanya getaran cinta di dalam hatinya kepada salah seorang seniornya, Chon
(Mario Maurer). Masalahnya, dengan wajah Chon yang sangat tampan — dan ditambah
dengan kepribadian yang menarik serta kemampuan olahraga yang mengagumkan — Nam
bukanlah satu-satunya gadis di sekolah tersebut yang jatuh hati terhadap Chon.
Dengan wajah dan kepribadian yang biasa saja, jelas Nam bukanlah seorang
kontender favorit yang dapat memenangkan hati Chon. Dengan bantuan
teman-temannya, dan sebuah buku yang berisi berbagai metode untuk mendapatkan
hati seorang pria, Nam mulai melakukan berbagai prubahan pada dirinya. Suatu
perubahan yang secara perlahan, tanpa disadari Nam, malah membuatnya menjadi
seorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Ya… jalan cerita Crazy Little Thing Called Love sangatlah sederhana dan cenderung cheesy. Sama sederhana dancheesy-nya dengan pengalaman siapapun pada saat mereka sedang
mengalami jatuh cinta untuk pertama kalinya. Dengan jalan cerita yang sangat
familiar, jelas keunggulan utama film ini bukan berada pada departemen
penulisan naskah. Walau begitu, naskah cerita yang ditulis oleh dua sutradara
film ini, Putthiphong Promsakha na Sakon Nakhon dan Wasin Pokpong, sama sekali
tidak buruk mengingat mereka berhasil memadukan jalan cerita yang sederhana dan
familiar tersebut dengan elemen komedi yang banyak tercermin dari dialog-dialog
yang segar di sepanjang film ini serta, tentu saja, kisah cinta yang mampu
menyentuh siapapun yang pernah merasakan jatuh cinta itu sendiri. Cukup manishuh?
Sama seperti film-film drama
komedi sejenis yang mengisahkan mengenai transformasi seorang karakter yang
biasa saja pada awalnya menjadi seorang karakter yang menarik di akhir cerita, Crazy Little Thing Called Love juga berjuang untuk mempertahankan sisi
menarik kisahnya ketika sang karakter utama telah berubah menarik. Sayangnya,
usaha ini dapat dikatakan kurang begitu dapat dieksekusi dengan baik ketika
bagian pertengahan film ini terasa sedikit hambar jika dibandingkan dengan
bagian sebelumnya. Plot cerita tambahan mengenai guru Nam, Inn (Sudarat
Budtporm), yang dikisahkan mengejar perhatian guru lainnya, juga kurang
berhasil mengisi kekosongan ruang dalam film ini dan seringkali hanya terasa
sebagai perulangan kisah cinta Nam namun berasal dari karakter yang lebih
dewasa.
Letak keberhasilan utama Crazy Little Thing Called Love dalam menyampaikan jalan ceritanya adalah
karena sutradara film ini berhasil mendapatkan jajaran pemeran yang mampu
dengan sangat baik menghidupkan setiap karakter yang mereka bawakan, khususnya
Pimchanok Luevisetpaibool yang berhasil memerankan karakter Nam dan
menjadikannya sebagai sesosok karakter yang sangat menyenangkan di balik
seluruh keluguannya dalam mengenal cinta pertamanya. Karakter Nam sendiri
menjadi terasa begitu hidup berkat dukungan tiga karakter sahabatnya yang
selalu dapat diandalkan dalam memberikan berbagai adegan komedi untuk film ini.
Sebagai lawan main Pimchanok Luevisetpaibool, aktor muda, Mario
Maurer, memang sangat tepat untuk memerankan Chon yang menjadi idola seluruh
gadis di sekolahnya. Walau sepertinya hal tersebut tidak membutuhkan kemampuan
akting yang terlalu mendalam, penampilan Maurer sebagai Chon tidak sepenuhnya
mengecewakan. Setidaknya ia juga berhasil dalam menampilkan sisi sensitif
karakternya yang datang ketika karakter tersebut berhubungan dengan masalah
masa lalu sang ayah atau perjuangannya dalam berusaha untuk membuktikan
kemampuannya dalam bidang fotografi dan sepakbola.
Seperti film-film drama komedi
romansa remaja karya John Hughes di tahun 1980-an, Crazy Little Thing Called Lovecukup mampu menuturkan
sebuah kisah cinta pertama yang familiar dengan ritme komedi yang sangat
menghibur. Durasi yang mencapai 118 menit memang sedikit terlalu panjang
mengingat beberapa adegan di film ini justru terasa hambar akibat eksekusi atas
jalan cerita yang dilakukan terlalu berlebihan dan bertele-tele. Beberapa
karakter dan plot cerita tambahan juga kurang begitu mampu dikembangkan dengan
baik, walaupun setiap pemerannya berhasil memberikan gambaran yang cukup baik
atas karakter yang mereka perankan. Bukan sebuah karya yang istimewa namun
cukup berhasil menjadi sebuah hiburan yang menyegarkan.
Gara-gara scene di bawah nii aku nangis sesenggukan =')
Alur critanya ringan banged, bikin mata ga beranjak dr layar karna tiap scene bikin penasaran
=p
No comments:
Post a Comment